Pengaruh Gaya Hidup Dan Money Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur Dengan Nilai Personal Sebagai Variabel Moderasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengaruh arus globalisasi dan semakin majunya dunia teknologi informasi telah menciptakan kebutuhan baru bagi masyarakat terhadap komunikasi tanpa batas, salah satu produk yang dapat memenuhi kebutuhan technologi komputer tanpa batas ini adalah laptop. Inovasi yang ditanamkan pada laptop memunculkan berbagai macam fitur sehingga sudah tidak lagi digunakan untuk sekedar alat technologi computer namun sebagai alat pengetikan dengan berbagai macam fungsi (Multifungsi) dan berbagai macam alasan penggunaan (Multipurpose).
Laptop telah dianggap bukan barang mahal lagi tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga banyak tersedia dan mudah memperolehnya. Kemudahan dalam membeli laptop mengakibatkan pembelian laptop dilakukan sesuai dengan ketertarikan masing-masing pemakai, hal ini juga didukung oleh tren perkembangan jaman yang mengarah ke dalam budaya konsumtif dan gencarnya informasi mengenai produk, baik melalui iklan, promosi langsung maupun direct selling. Laptop termasuk salah satu barang yang pembeliannya sering dilakukan berulangkali hingga ada beberapa orang yang memiliki satu atau dua laptop sekaligus, padahal belum tentu keberadaan laptop tersebut dibutuhkan semuanya.
Pembelian laptop yang diluar kebutuhan ini bisa digolongkan pembelian yang tidak rasional. Perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang tidak rasional tergolong sebagai perilaku konsumtif. Perilaku tersebut menggambarkan suatu tindakan yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan in-efisiensi biaya. Secara psikologis dapat menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman dan timbul keinginan yang tidak tertahankan lagi untuk membeli produk yang diinginkan. Perilaku konsumtif akan mengarah pada perilaku pembelian yang kompulsif dan konsumsi yang kompulsif termasuk perilaku yang abnormal dan merupakan contoh sisi gelap konsumsi, para konsumen yang kompulsif menjadi kecanduan, dalam beberapa hal mereka tidak dapat mengendalikandiri dimana beberapa konsumen menggunakan kebiasaan menghadiahi diri sendiri dan kebiasaan pembelian kompulsif sebagai cara untuk mempengaruhi atau mengatur suasana hati dari negatif menjadi lebih positif.
Perilaku pembelian yang lebih menekankan pada aspek emosional dapat menyebabkan munculnya perilaku konsumtif dan cenderung bersifat kompulsif. Sebuah produk bisa memberikan sebuah simbol emosional dan nilai hedonis, produk tersebut merupakan produk yang mempengaruhi pencitraan diri seperti pakaian, kosmetik, tato, sepatu, tas, laptop selular, sepeda motor, mobil dan barang barang yang sering dipertontonkan didepan publik akan selalu memunculkan nilai-nilai hedonis pada setiap trennya. Nilai hedonis tidak selalu memunculkan perilaku pembelian yang positif namun juga memunculkan perilaku pembelian yang negatif yang diantaranya disebut dengan perilaku pembelian kompulsif dimana konsumsi yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan pembelian diantaranya karena keinginan untuk memuaskan perasaan emosional yang mendesak akibat perilaku impulsif yang terlalu kuat, keinginan untuk mengkoleksi benda- benda pada kategori tertentu, untuk pencitraan diri agar diterima dalam tren pergaulan,
Terkait dengan pola konsumsi masyarakat yang sekarang ini telah berubah dan berkembang, sebagian diantara mereka justru memperlihatkan perilaku pembelian yang disebut dengan pembelian kompulsif (compulsive buying), perilaku pembelian kompulsif tidak berhubungan dengan status social tertentu, dalam kenyataannya konsumen yang berperilaku kompulsif tersebar di semua kalangan sosial masyarakat.
Konsumen yang kompulsif tidak secara acak membeli produk namun konsumen yang kompulsif memiliki frekuensi pembelian yang tinggi untuk kategori produk tertentu. Fenomena berganti-ganti laptop dikalangan mahasiswa dan mahasiswi merupakan salah satu contoh perilaku pembelian kompulsif dimana dalam fenomena berganti-ganti laptop tersebut memperlihatkan sebuah perilaku membeli dimana hasrat untuk membeli tidak tertahankan lagi untuk mendapatkan produk laptop yang lebih baru dan lebih canggih sebagai akibat dari cara orang tersebut menyikapi uang yang dimilikinya dan pemenuhan akan kebutuhan harga diri untuk tetap mengikuti perkembangan jaman yang selalu berubah-ubah dalam pergaulan sehari-hari.
Orientasi perkembangan jaman merupakan salah satu pemicu munculnya perilaku pembelian kompulsif, potensi konsumsi pada masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia yang terlihat saat ini dapat tercermin dari personality mereka yang berorientasi perkembangan jaman dimana mereka mengikuti mode dan tren terbaru di negara-negara maju. Hal ini terlihat dapat berpengaruh cukup besar dalam perubahan perilaku pembelian masyarakat yang diukur dari minat beli dan konsumsi yang mereka lakukan, Kebanyakan pembeli kompulsif beranggapan perilaku pembelian yang demikian akan menguntungkan mereka secara moril dalam pandangan sosial mereka.
Dalam lingkungan pengguna laptop sendiri terdapat anggapan bahwa seseorang yang selalu berganti-ganti laptop adalah orang yang memiliki kelas yang tinggi. Hal ini juga dipicu oleh pesatnya perkembangan jaman di Indonesia yang didukung oleh perkembangan teknologi dan informasi melalui televisi, internet, majalah, dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya mengenai perkembangan jaman yang uptodate dari Negara maju, mendorong para mahasiswa dan mahasiswa mau tidak mau untuk sadar akan perkembangan jaman.
Perubahan dan kesadaran akan perkembangan jaman pada pola pikir mahasiswa dan mahasiswasaat ini merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi mereka untuk menjadi pembeli atau konsumen yang kompulsif (compulsive buyer). Sikap konsumen terhadap uang ( money attitude ) juga berpengaruh kepada pola konsumsi. Uang merupakan motif yang kuat dalam mempengaruhi perilaku pembelian, kebanyakan orang memperlihatkan bahwa nilai psikologi dari uang lebih besar dari nilai ekonomisnya sehingga apabila seorang konsumen mendapatkan kemudahan dalam pembiayaan untuk membeli produk yang konsumen tersebut inginkan akan mendorong konsumen tersebut untuk mencari produk yang lebih baru dan semakin sering untuk berganti-ganti produk tersebut sesuai dengan selera konsumen karena mengikuti tren yang sedang berlangsung.
Perilaku membeli disini tidak lagi menempati fungsi yang sesungguhnya, akan tetapi menjadi suatu ajang pemborosan biaya. Perilaku pembelian kompulsif termasuk dalam perilaku pembelian berdasarkan emosi dari konsumen sehingga akan berkaitan dengan kepribadian konsumen itu sendiri. Model perilaku konsumen sering menunjukkan bahwa konsumen akan membeli sebuah produk sesuai dengan citra diri (Self-Image) atau kepada sebuah pencitraan yang ingin ditampilkan oleh konsumen tersebut. Model perilaku konsumen menunjukkan bahwa konsumen akan membandingkan symbol sosial atau attribut dari produk yang dipersepsikan memberikan potensi untuk mempertahankan citra diri (Self Maintenance) atau peningkatan citra diri (Self-Enhancement) dan beberapa literature mendukung hipotesis bahwa perilaku kompulsif/adiktif secara umum didasari oleh tingkat harga diri yang rendah (low Self-Esteem) dan perasaan konsumen yang merasa dirinya lemah.
Laptop telah masuk kedalam jajaran barang perkembangan jaman, Laptop tidak hanya dilihat sebagai barang penting yang dekat pada kita, tapi juga sebagai alat technologi komputer yang mencerminkan dan menggambarkan penggunanya. Desain dan fitur dari laptop selular telah dilihat seseorang sebagai barang yang memperlihatkan sebuah keindahan dan layak untuk dipamerkan sehingga perkembangannya langsung maupun tidak langsung akan mengikuti perkembangan dari tren perkembangan jaman yang berkembang di masyarakat. Pengguna laptop sangat ingin menukar perangkat yang lebih lamanya sehingga mendorong siklus pertumbuhan dan penggantian hal ini tidak lepas dari gaya hidup konsumen yang selalu mengikuti tren perkembangan jaman yang terus berubah-ubah.
Mahasiswa dan mahasiswi menjadi pasar yang sangat potensial bagi para produsen, populasi mereka yang jumlahnya mencapai sepertiga total populasi nasional jelas merupakan pasar yang sangat menarik. Mahasiswa dan mahasiswi merupakan faktor pendorong terbesar pertumbuhan perusahaan laptop. Dalam perusahaan laptop, mahasiswa dan mahasiswi merupakan elemen dalam masyarakat yang harus diperhitungkan, karena mahasiswa dan mahasiswi sebagai konsumen memiliki karakter tersendiri antara lain: mudah terpengaruh oleh iklan; cenderung tidak bisa berhemat; kurang realistis; romantic; dan impulsif serta suka mengikuti mode, perkembangan jaman atau trend yang sedang berlangsung.
Hal ini akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar yakni perilaku pembelian kompulsif. Kelompok yang berorientasi konsumtif adalah pemuda dan remaja, karena suka mencoba hal-hal yang dianggap baru. Pada masa mahasiswa dan mahasiswi kebutuhan akan adanya kemantapan harga diri (Self-Esteem) sangat dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Hal ini disebabkan karena problem yang dihadapi oleh mahasiswa dan mahasiswi sangat kompleks sehingga mahasiswa dan mahasiswi mulai menambah dunia pengalamannya melalui pergaulan.
Sebenarnya pada masa ini, mahasiswa dan mahasiswi sedang menjajaki rasa harga diri, pencarian identitas diri dan memantapkan rasa harga dirinya. Pemenuhan kebutuhan akan harga diri akan dapat membentuk rasa percaya pada diri sendiri, nilai, kekuatan, kapabilitas, perasaan dibutuhkan dan rasa bermanfaat. Tetapi rintangan menuju pemenuhan kebutuhan ini dapat menimbulkan perasaan rendah diri, lemah, dan tidak berdaya. Hal inilah yang membuat mahasiswa dan mahasiswi terus mencari produk yang mampu meningkatkan harga dirinya tersebut dan menjadi sebuah perilaku konsumtif yang menjurus pada sifat kompulsif.
Begitu juga dengan masalah pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur bahkan orang masyarakat pada masa sekarang yang cendrung lebih terfokus pada perkembangan tekonologi dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur selajaknya mahasiswa dan mahasiswi kampus lain yang berada di Provinsi Aceh, dimana kegiatan kesehariannya menghabiskan waktu di warung kopi dengan memanfaatkan layanan internet dengan motif WiFi. Oleh sebab itu semakin seringnya mahasiswa dan mahasiswi Universitas Jabal Ghafur menghabiskan waktu di tempat seperti maka peluang omset pemasaran laptop semakin bertambah karena semakin banyaknya peminat atau konsumen yang memerlukan laptop.
Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan persaingan di antara para pengusaha laptop yang berlomba-lomba menciptakan inovasi produk yang beraneka dengan tujuan mengungguli pasar. Dengan semakin rentannya persaingan antara produsen laptop, maka timbul berbagai persepsi di kalangan konsumen tentang kualitas atau mutu produk serta fitur produk yang lebih unggul sebagai pilihan utama. Dalam tahun ini, para mahasiswa dan mahasiswalebih banyak menggunakan laptop bermerek Asus, hal ini disebabkan dengan kualitas dan fiturnya yang bagus serta dipengaruhi oleh banyaknya pemakai asus dengan produk lain seperti Android (Hand Phone), hal ini menjadi salah satu dayak tarik komsumen dalam memutuskan pembelian laptop Asus. Oleh sebab itu tidak dapat dipungkiri lagi laptop asus merupakan laptop yang sedang diminati oleh para pengguna laptop khususnya di Universitas Jabal Ghafur .
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang judul “Pengaruh Gaya Hidup Dan Money Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur Dengan Nilai Personal Sebagai Variabel Moderasi”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penuli dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Bagaimana pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur?
- Bagaimana pengaruh money attitude terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur:
- Diantara kedua variabel, manakah yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur.
- Untuk mengetahui pengaruh money attitude terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur:
- Untuk mengetahui variavel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian laptop merek Asus Oleh Mahasiswa Universitas Jabal Ghafur.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini juga terdapat beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut;
- Manfaat untuk penulis, sebagai bahan ajaran untuk mengetahui berbagai prospek prospek pemasaran.
- Manfaat untuk Akademisi, adanya penambahan gudang ilmu atau pustaka sebagai landasan untuk mengkaji menyangkut ilmu manajemen pemasaran.
- Manfaat untuk pihak lain, sebagai referensi peneliti selanjutnya dalam melekukan penelitian dengan kasus yang sama dan tolak pikir dalam mengmbil kebijakan-kebijakan manajemen pemasaran.
Untuk File Lengkap Hubungi: 085275077070
0 comments:
Post a Comment